Soalan:
Jika kita amati ayat-ayat Al-Qur’an, ternyata kalimat insya Allah telah digunakan oleh nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. Apabila Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail, anak yang saleh ini berkata: “Wahai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar.” (Qs Al-Saffat ayat 102).
Bolehkah ustaz menjelaskan makna dan fungsi sebenar
kalimat insya Allah dalam Islam? Sebab saya sering
menjumpai beberapa orang menggunakan kalimat ini sebagai alasan untuk tidak
melaksanakan janji. Sehingga setiap kali mendengar seseorang berjanji sambil
mengucap: insya Allah, saya merasa
tidak pasti janji itu akan ditepati.
Jawab:
Sebelum kita menyelami makna sebenar yang terkandung
dalam kalimat “insya Allah”, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu melihat sejarah
penggunaan kalimat ini.Jika kita amati ayat-ayat Al-Qur’an, ternyata kalimat insya Allah telah digunakan oleh nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. Apabila Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail, anak yang saleh ini berkata: “Wahai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar.” (Qs Al-Saffat ayat 102).
Begitu juga ucapan
Nabi Musa apabila beliau berjanji kepada Nabi Khidir untuk patuh kepada semua
arahannya sepanjang perjalanan menuntut ilmu. Nabi Musa berkata: “Insya
Allah engkau akan mendapatiku sebagai orang yang bersabar, dan aku tidak
akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” (Qs Al-Kahfi ayat 69).
Kalimat ini
kemudiannya diwariskan kepada Nabi Muhammad Saw. Allah memerintahkan baginda
untuk selalu mengucapkan insya Allah setiapkali berjanji akan melakukan
sesuatu di masa hadapan. Allah berfirman: “Dan jangan sekali-kali engkau
(Muhammad) mengatakan: ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini esok’, kecuali
(dengan menyebut): insya Allah...” (Qs Al-Kahfi ayat 23-24)
Menurut Ibn
Jarir Al-Tabari, ayat ini berisi pengajaran adab untuk Nabi Saw. Beliau
dilarang untuk memastikan apa yang akan terjadi di masa hadapan melainkan
dengan menyandarkannya kepada kehendak Allah. Sebab segala sesuatu hanya boleh berlaku
apabila dikehendaki oleh Allah Swt.
Pengajaran ini
tentu sahaja bukan khas untuk Baginda Nabi seorang. Akan tetapi, adab ini juga berlaku
untuk seluruh umat baginda hingga akhir zaman. Seorang mukmin yang menyadari
hakikat dirinya sebagai hamba yang lemah tidak pernah berjanji melainkan dengan
menyebut insya Allah.
Makna insya
Allah
Jadi, kita boleh
melihat bahawa kalimat insya Allah merupakan sunnah nabi-nabi terdahulu yang
diwariskan kepada umat Nabi Muhammad Saw. Justeru, kalimat ini bukan perkara
ringan, malah ianya mengandungi makna yang sangat penting untuk disedari.
Secara harfiah,
kalimat insya Allah bermakna “jika Allah menghendaki”. Ucapan ini melambangkan
kesadaran hamba akan hakikat dirinya
yang serba kekurangan dan jahil. Sekaligus mengiktiraf kekuasaan Allah Swt yang
Maha Kuasa dalam menentukan setiap yang berlaku di alam semesta ini.
Sepandai apapun
seorang manusia, ia hanya boleh merancang dan berharap. Allah juga yang akan menentukan
apakah rancangan dan harapan itu boleh terlaksana ataukah tidak?
Ucapan insya
Allah ini mencerminkan pengakuan atas kelemahan diri dan ketergantungan
kepada belas kasih tuhannya agar selalu membantu dalam setiap keinginan dan
niatannya.
Siapa yang selalu menyadari
kelemahan dirinya, Allah akan selalu hadir dalam hidupnya. Dan siapa yang
merasa dirinya serba cukup dan berkuasa atas segalanya, ia akan lupa diri dan
berakhir seperti Firaun dan Namruz yang mengaku diri sebagai tuhan.
Berkata Imam al-Syafi‘i: “Kelemahan
adalah sifat manusia yang paling jelas. Sesiapa yang selalu menyedari sifat
ini, dia akan beroleh istiqamah dalam beribadat kepada Allah.”
Kekeliruan
Jelaslah, ucapan insya Allah sama
sekali bukan alat untuk melepaskan tanggung jawab atau alasan untuk tidak menepati
janji. Sebagai seorang muslim, janji adalah hutang yang mesti kita tunaikan. Ucapan
ini juga bukan kalimat alternatif untuk menolak secara halus permintaan pihak
yang ingin kita jaga hatinya.
Sebaliknya, insya Allah lebih sesuai
difahami sebagai kata-kata jaminan bahawa janji yang telah terucap akan akan
terlaksana dengan baik. Sebab siapa yang berjanji dengan niat sungguh-sungguh
untuk melaksanakannya, sambil menyerahkan perkara itu kepada Allah, bantuan dari
Allah akan datang untuk mewujudkan janji tersebut.
Dalam hadis Al-Bukhari dan Muslim,
Rasulullah Saw pernah bercerita: “Nabi Sulaiman bin Dawud
berkata: ‘Malam ini aku akan mendatangi 90 orang isteri-isteriku. Setiap
daripada mereka pasti akan melahirkan seorang pejuang di jalan Allah.’
“Malaikat
berkata kepadanya: ‘katakanlah insya Allah.’ Namun Nabi Sulaiman tidak
mengucapkan kalimat ini. Akhirnya, tidak ada seorangpun daripada
isteri-isterinya itu yang melahirkan anak. Hanya seorang isteri yang
melahirkan, namun anak itu cacat dan tidak sempurna.”
Bersabda Nabi
Saw: “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, andai beliau mengucapkan: insya
Allah, niscaya isteri-isterinya itu akan melahirkan anak-anak yang berjuang
di jalan Allah.”
Berkata Ibn
Battal Al-Maliki dalam Syarh Al-Bukhari: “Hadis ini mengandungi pengajaran
bahawa sesiapa yang mengucapkan insya Allah, sambil menyadari kelemahan
dirinya dan meminta bantuan dari Allah, maka besar kemungkinan ia akan memperolehi
apa yang diharapkannya.”
Maka menjadi
kewajiban kita merubah kekeliruan ini dengan memulainya dengan diri kita. Pastikan
selalu kalimat insya Allah diucapkan setiapkali berjanji. Selepas itu
berusahalah sedaya upaya untuk menepati janji itu sambil meminta bantuan
daripada Allah Swt. Jika semua ini kita lakukan, maka bantuan dari Allah akan
sentiasa mengalir untuk kita.
Kalau bukan kita
yang merubah persepsi negatif tentang Islam dan kaum muslimin, maka siapa lagi?
Wallahu a’lam.
Diterbitkan dalam Surat Kabar Utusan Malaysia, Selasa 11 Sept 2011.
Assalamualaikum,
ReplyDeleteSaya pernah ditanya oleh seorang lelaki non-muslim berkenaan dgn kalimat 'InsyaAllah'. Dia mengatakan bahwa dia selalu mendengar rakan2 Melayu nya menyebut kalimat ini. Pabila dia bertanyakan ttg 'apakah maksud InsyaAllah?', rakan2 Melayunya mengatakan kalimat itu bermaksud seperti 'mungkin' @ bunyi maksudnya seperti 'tengoklah macam mana'... Saya yang mendengar ceritanya berasa malu dengan segelintir umat Islam sendiri yang tidak mendalami maksud setiap kalimat yang disebut2. Seolah-olah kalimat2 yang disebut itu hanyalah seperti ungkapan harian biasa yang tidak memberi maksud untuk kehidupan mereka. Dan jelas disini masih ada segelintir muslim yang belum memahami apa itu 'Islam'. Wallahu'alam. Terima kasih di atas artikel yg menarik dan bermanfaat. Jazakallahu Khayran~
Salamalaikum.
ReplyDeleteAda sebab kenapa kalimah In Sha Allah ada macam perasan "tgk lar macam mana".
Bila kita berjanji dgn kalimah In Sha Allah, kita merasakan yang ketentuan itu milik Allah. Boleh jadi kita janji nak jumpa minggu depan tapi esok kita kemalangan. Itu sbb janji itu ada bunyi-bunyi seperti "tgk lar macam mana". WA.
Alhamdulillah... ilmunya bermanfaat nih...
ReplyDeletememang ucapan 'InsyaAllah' sebenarnya bukanlah perkara ringan...
maka, mulailah kita belajar utk lebih memaknainya...
Assalamu'alaikum.
ReplyDeleteUstadz mohon ijin Ana ingin bertanya. Jadi disuatu internet ada seorang Ustadz mengeluarkan pendapat seperti ini :
kita sepatutnya tidak menulis "insyaalloh" ataupun "insyalah" karena ia bermaksud "cipta/buat/mewujudkan Allah"
(Naozobil lah)
Tapi pastikan kita tulis In Shaa Allah
(dalam 3 kata perkataan)
yang membawa maksud "Dengan izin Allah"
Jadi.. Pastikan Anda semua "foward" kepada & tolong mereka membetulkan kesilapan yang sama
JazakaAllah khir
In Shaa Allah
Nah ustadz dari teks diatas, Ana sungguh2 meragukan, apa itu benar2 Shahih atau dha'if???
semoga bermanfaat
Deletehttp://www.konsultasisyariah.com/tulisan-insya-allah-yang-benar/
http://felixsiauw.com/home/insya-allah-atau-in-shaa-allah/
DeleteAssalamualaikum. Jangan kita keliru dengan cara mentafsirkan ayat-ayat Al Qur'an. Insya'Allah atau In Sha Allah tetap mendatangkan maksud 'Jika di izinkan Allah', tetap jikalau kita tukar tulisan Arab nya menjadi 'Unsha Allah' barulah maknanya menjadi Create Allah atau Cipta Allah. Jadi yang penting ialah tulisan huruf Arab itu yang penting dan harus rapi.
ReplyDeleteAllahu Robbi Ya Alim ul Hamid.
Alhamdulillah, berarti kita selama ini tidak keliru dlm meangplikasikan ajaran agama islam
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Assalamualaikum ada kawan saya dia kata insyaaAllah tu bermaksud janji. adakah itu benar?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamualaikum sebelumnya aku mau bertanya.. Penulisan yg tepatnya insya allah apa insha allah? Banyak yg bilang tulisan yg tepatnya insha allah apa kah benar?
ReplyDelete